Sejak sakitnya Mama sampai akhirnya Mama berpulang tentu banyak pelajaran kehidupan yang saya dapat. Selain selalu mensyukuri nikmat sehat dan rezeki dari Allah SWT, saya juga selalu menyempatkan untuk membesuk saudara dan teman yang sedang sakit. Rasanya dengan mendatangi teman-teman yang tertimpa musibah, sedikit banyaknya kita bisa menghibur mereka dengan berbagi cerita dan menyemangati mereka untuk berjuang melawan sakitnya. Sementara, bagi kita yang berkunjung, tentunya akan semakin bersyukur atas karunia sehat dari Illahi, iya kan?!
Nah, apa yang ingin saya ceritakan di sini sebenarnya cerita weekend kemarin ketika besuk teman Papa di salah satu Rumah Sakit di Bintaro. Sebelumnya saya sempat baca timeline si om ini yang memang cukup aktif facebook-an. Karena memang ga jauh juga dari rumah, makanya saya dan Papa menyempatkan diri besuk ke RS (sebenarnya Papa malas juga ke RS ini, karena di RS ini pula Mama dulu divonis sakit, jadi masih suka terharu, me too pap, hikkksss).
Sesampainya di RS kami langsung menuju kamar si om setelah sebelumnya bertanya pada Customer Sevice. Pas datang dan mengucap salam, kebenaran si om lagi menikmati santap siangnya seorang diri (kurang lebih setahun yang lalu sang isteri juga sudah meninggal karena sakit) dan si om ini memang bersiukukuh tidak mau ditemani kerabat juga. Begitu melihat saya, si om ini langsung kaget dan raut gembira di wajahnya tak dapat disembunyikan.
Masih jelas terbayang bagaimana si om dengan lahapnya menuntaskan makan siangnya dilanjutkan ngobrol ngalor ngidul dengan kami (kebanyakan siy cerita nostalgia semasa masih bekerja dan menanyakan kabar anak-anaknya, yang salah satunya sempat jadi teman sekolah saya juga). Bahkan ketika kami pamit dengan semangat om ini juga mengantarkan kita sampai ke dekat lift.
Tapi, umur memang rahasia Allah. Keesokannya karena memang niat mau ke Bogor nemenin si Papi beli sepatu sekalian ajak anak-anak jalan-jalan, saya iseng buka fb. Dan alangkah kagetnya saya ketika melihat status fb si om yang ditulis anaknya. Ya, pukul 22.15 (kurang 12 jam sejak kami bertemu) si om berpulang ke Rahmatullah menyusul isteri tercinta. Siapa yang menyangka, orang yang terlihat segar bugar, sangat bersemangat untuk sembuh dan pulang ke rumah, bahkan saya sempat berjanji akan menepati janji berkunjung ke rumahnya (setelah sejak lebaran tertunda terus) tiba-tiba 'pergi' menghadap-Nya. Bahkan, menurut cerita para kerabat ketika sorenya kami mampir ke rumah si om ini, anak-anak yang datang membesuk malam hari pun ke RS belum sampai di rumah ketika pihak RS mengabarkan om sudah berpulang. Selamat jalan Om, semoga tenang bersama tante di sisi Allah SWT. Andai om di sana bertemu Almh Mama, at least pasti om akan cerita sama Mama abis ketemu saya dan Papa:).
Ya, betapa maut itu begitu sangat dekat dengan kita. Bahkan ungkapan maut ada di depan mata sepertinya memang benar adanya. Di saat yang hampir bersamaan dunia juga digemparkan dengan hilangnya pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines. Entah bagaimana nasib ratusan penumpang pesawat tersebut yang terdiri dari 227 penumpang (termasuk dua
anak-anak) dan 12 orang awak pesawat sehingga jumlah keseluruhan ada
239 orang tersebut. Wallahualam bishawab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar