Senin, 29 Desember 2014

65 tahun Papa

11 Desember 1949 - 11 Desember 2014

Tak terasa, beberapa mingu lalu papa tercinta genap berusia 65 tahun. Terdengar tua tapi amazingly sama sekali tidak terlihat berusia 65 tahun. Papa terlihat masih enerjik, meski geraknya sedikit melamban. Papa juga rajin berenang, masih rutin ke pasar, menyetir dan bawa motor. Tidak bermaksud membebani papa dengan segala rutinias itu tapi hanya ingin papa tetap punya aktifitas. Semoga benar ya Pa tidak merasa terbebani.

Sempat mau kasih kado rompi tapi kenapa ya Pa, minta ampun susah sekali nyarinya. Akhirnya kepikiran ngadoin dompet karena kayanya dompet Papa sudah mulai agak lusuh juga. Sekalian teriring do'a semoga rejekinya lancar ya Pa dan yang terpenting Papa makin sehat dan selalu bersemangat. I love you Pa...


Minggu, 28 Desember 2014

Break for a moment...

Ketika tubuh lelah menjalani segala rutinitasnya beberapa bulan terakhir maka 'alarm' itu pun berbunyi...

Ya, sebuah penanda keletihan teramat sangat yang oleh banyak orang kerap disebut sakit. Itu juga yang saya alami minggu kemarin. Setelah menjalani rutinitas kerja, kuliah dan pekerjaan mulia ibu rumah tangga (meski dibantu oleh 2 asisten untuk membersihkan rumah dan mengasuh anak) akhirnya saya tepar.

Diawali sakit tenggorokan, demam selama kurang lebih 3 hari, batuk, hidung meleleh, tidak nafsu makan, rasanya benar-benar tidak mengenakkan. Ditambah lagi pekerjaan mengawasi tukang yang lagi mencat rumah yang aromanya juga pasti bikin pusing. Huuufff, what a day...

Tubuh itu pun butuh rehat...melepaskan semua penat... 

Alhamdulillah, semua sudah berakhir. Meski masih sedikit terbatuk-batuk tapi tubuh kembali bisa diajak kompromi. Semoga di hari-hari berikutnya, di tahun-tahun mendatang, sehat itu selalu menjadi milik kami ya Allah...amin

Kamis, 04 Desember 2014

Dance Competition #Tari #Tradisonal #Ondel-ondel

Sejak masuk SD, Nadhifa ikut ekstra kurikuler wajib menari di sekolahnya. Ya, sekolah kakak memang mewajibkan setiap anak untuk mengikuti 1 jenis ekskul wajib dan beberapa ekskul pilihan. Awalnya sempat mau ikut sdilat, tapi setelah ngobrol langsung dengan anaknya tetiba malah ingin ikut menari.

Sebenarnya ada upaya persuasif juga dari orang tuanya ini agar si Kakak bisa agak lebih manis dan feminim. Kalau silat kayanya kan agak-agak maskulin gitu sementara anaknya bawaannya sudah tomboy. Guna mengurangi kadar ke-tomboi-an si Kakak kita membujuk agar Kakak mengikuti ekskul menari. Alhamdulillah anaknya nurut mau-an *gak kaya mak nya...hehehe.

Setelah sekian bulan ikut ekskul menari, pada suatu hari si Kakak membawa surat pemberitahuan bahwa akan ada perlombaan menari untuk tingkat SD di Taman Mini. Eh, si kakak terlihat sangat antusias sekali untuk ikut. Jadilah setelah membayar sejumlah uang untuk pendaftaran dan sewa baju, pada awal bulan lalu kami pun mengantarkan Kakak ke Taman Mini. Sekalian ngajakin Neio jalan-jalan juga deh jadinya.


Berangkat pagi-pagi karena Ibu Guru berpesan agar jam 7 sudah ada di lokasi. Sampailah kita jam 7 teng di lokasi dan mendapati anak-anak sudah bersiap-siap untuk tampil. Tapi ternyata, kostum buat kakak dan teman-temannya yang akan menari ondel-ondel malah belum datang. Jadilah anak-anak ini menunggu duduk di bawah pohon beralaskan tikar. Pokoknya, agak gak pantas deh dengan uang pendaftaran yang sudah dibayarkan. Tapi, namapun pengalaman pertama buat si Kakak dan saya, jadi ya dinikmati saja.
 
Lama menunggu si Kakak yang tidak kunjung ganti kostum dan di make up, Neio akhirnya mulai grumpy. Jadilah kami mengajak Neio berjalan-jalan dan naik Gondola. Sempat menunggu sebentar di loket tiket karena gondola baru beroperasi pukul 9.30. Si anak laki senang dan berani. Meski senyumnya agak kecut selama di atas gondola namun tentu ini jadi pengalaman baru buat Neio melihat benda-benda menjadi jauh lebih kecil dari ketinggian.

Selain tersenyum kecut ternyata Neio juga sudah mulai mengantuk. Tapi, tetap anteng sampai gondola kembali ke tempat semula, yipiiieee...

 





Setelah naik gondola, kami kembali ke lokasi lomba Kakak dan setelah 2 jam berselang sejak kedatangan, si Kakak baru mau dipake in kostum tari. Dudududududu...begini caranya mah saya jadi kapok lo ikutan lomba...






Kakak dan teman-tamannya juga sudah terlihat letih meski ketika tampil masih tetap bersemangat. Alhasil, berkat perjuangan yang cukup panjang dari pagi, akhirnya anak-anak peserta tari ondel-ondel dari SD Al Azhar 17 Bintaro ini baru tampil pukul 11.15 saja...pppfffhhh.

Tampil kurang lebih 5 menit dengan persiapan yang menacapai 4 jam lebih rasanya koq ga worth it banget ya. Tak hanya tampang anak-anak yang kelelahan, para pengantar seperti saya pun sudah kusut tak berwujud, hahahaha.










Anyway, setelah tampil, kami pun langsung cabut karena ada undangan syukuran dari seorang sahabat di kawasan BSD. Jadinya tidak sempat mendengarkan pengumuman pemenang. Keeseokan harinya baru mendapat informasi dari si Kakak kalau tim nya mendapat juara Harapan 3, hehehehe. Selamat ya Kak, semoga peserta untuk kategori itu lebih dari 6 tim, hahahaha. Bad news nya, karena pialanya cuma 1 dan pastinya buat sekolah, semua peserta akhirnya diminta iuran lagi untuk duplikasi piala, huehehehehe, bagooeesssss...