Kamis, 20 Februari 2014

Weaning with a 'broken heart'

Weaning atau menyapih bagi sebagian ibu mungkin menjadi masa-masa tersulit. Banyak cara dilakukan, mulai dari ngasih yang pahit-pahit di area nipple sampai ada ibu yang melakukan weaning with love. Artinya si anak yang mulai menginjak umur 2 tahun diberikan pengertian untuk tidak lagi menyusu karena dianggap sudah besar dan mulai mandiri. Yang kedua pasti penuh tantangan secara ngasi pengertian ama orang gede aja susye apalagi anak-anak bow....

Nah, pengalaman saya weaning anak pertama, si kakak Nadfhifa (5,5th) dengan weaning si adek Neio (19 bln) agak-agak serupa tapi tak sama, apa coba, hehehehe. Penasaran? berikut kisahnya.....

Pada suatu hari, waktu Kakak Nadhifa umur 14 bulan tiba-tiba saya divonis terjangkit cacar air a.k.a chicken pox. Tanpa pikir panjang nyokap langsung berinisiatif pesan tiket mudik ke Padang. Yang bikin shock lagi si kakak Nadhifa yang masih sangat aktif minum ASI dengan ibunya ikut dipesankan tiket *nangis bombay. Mau protes juga percuma, kayanya nenek dan kakek memang sudah bulat untut mengungsikan Nadhifa sementara waktu biar tidak tertular.

Keesokan paginya, Nadhifa yang baru bangun langsung dibawa pergi, sementara mak nya hanya bisa menatap nanar sambil berurai air mata tak berdaya, halaaaah. Sehari berlalu, dua hari, hingga tak terasa seminggu akhirnya pertahanan saya runtuh. Ini sudah tak bisa ditolerir lagi. Dan setelah siaran pagi (waktu itu masih kerja di TV critanya) meluncurlah saya ke Bandara berburu tiket penerbangan mau menyusul putri tercinta. Dari terminal 1 ke terminal 2 lanjut ke terminal 3 dan balik lagi ke terminal 1 akhirnya tetap harus menunggu 3 jam di bandara sebelum keberangkatan. Sore hari harinya tiba di BIM Padang akhirnya lega ternyata Nadhifa ga lupa sama maminya, ihiiiy. Untung cacar airnya ga parah jadi ga nyeremin juga bekasnya. Setelah puas peluk-peluk dan cium mulailah upaya untuk relaktasi. Ketika mencoba mimi ASI di mobil sukses ditolak. Mungkin masih kenyang atau lagi rame (kebetulan ada sodara yang nemenin juga) jadi ya pasrah aja.

Lalu malamnya ternyata Nadhifa benar-benar tidak mau lagi menyusu dengan gw, hikssss. Dia lebih memilih air putih dan menolak ASI. Sedih, haru. Niat menyusui hingga 2 tahun pun punah sudah. Tapi Alhamdulillah Nadhifa tumbuh sehat, lincah dan sangat sayang maminya, cihuyyy.

bibirnya gw bgt:)

Beralih ke adek Neio yang baru 2 minggu lalu genap 19 bulan ini memang kisahnya lebih tragis pemirsah :p. Sejak Neio lahir kan saya memang sudah tidak kerja di dunia pertelevisian lagi. Berhubung sudah menjadi Abdi Masyarakat alias PNS, jadi waktu untuk Neio bisa tercurah lebih banyak, alhamdulillah. Neio termasuk anak yang addict bgt dengan ASI. Pulang kantor jam 5 an biasanya dia selalu meminta 'jatah'nya, padahal kan saya harus bersih-berih dulu ya, namanya pun naek transportasi publik (krl, kopaja kombinasi ojek, sesekali bajay) di Jakarta, terbayang lah sekotor apa diriku, hehehehe. Mandi buru-buru pun dilakukan demi bisa menikmati waktu berduaan dengan Neio di tempat tidur a.k.a kelonan. Rasanya jangan ditanya, liar biasa eh luar biasa maksudnya, hihihi. Malam pun begitu, Neio akan selalu meminta 'bagian'nya (maaf ya pi, huehehehe). Gelisah-gelisah dikit langsung sodorin ASI pasti anteng langsung tidur lagi. Indah banget deh pokoknya, hidup ASI....*Merdekaaaa.

Tapi e tapiiiiii, beberapa hari ini entah kenapa Neio selalu menolak kalau ditawarin ASI. Setiap kali pulang kantor, Neio selalu ngajak main, tidak lagi ngajak ke kasur dan menagih jatahnya. Inisiatif menawarkan ASI pun selalu ditolak dengan bilang "ndak...ndak". Kenapa Neio? kenapa? mami salah apa *drama. Genap 2 tahun nya kan masih 5 bulan lagi nak....*ASIAmbassador :p

Padahal ya, beberapa hari lalu tawaran ke luar kota selama 3 hari sudah saya tolak nih demi bisa menemani Neio tidur dan tetap bisa mimi ASI. Makanya semakin tidak siap menerima kenyataan kalau Neio sudah tidak mau mimi ASI gw lagi. Berbagai cara dilakukan dan berbagai gaya pun dicoba, tetap saja Neio tidak mau dan selalu bilang "minyum...minyum", artinya dia minta cup air putihnya. Ritual tidur sambil kelonan ama Neio pun sekarang berganti gendong. Setelah capek guling-guling dan masih belum bisa tidur akhirnya Neio akan minta "mi, endong, endong" dan akhirnya tidur pules.

Hingga akhirnya saya menyadari frekuensi Neio terbangun di malam hari juga jauh berkurang. Sekarang dia sudah mulai tidur nyenyak sampai pagi. Gelisah pun hanya buat ganti posisi dan guling-guling saja. Disodorin ASI pun biasanya hanya dihisap sebentar hingga akhirnya Neio berbalik memunggungi saya.:( .


 hairless Neio :D


Yup, weaning with a 'broken heart', akhirnya saya merasakan yang namanya patah hati. Secara saya ga pernah ditolak cowok ya...*seriously, kan ga pernah nembak duluan karena keseringan ditembak, hahahahah....akhirnya saya harus merasakan 'ditolak' Neio. Sehat dan kuat terus ya My Boy *kisskiss 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar