Ulang tahun perkawinan ke-7 hari ini benar-benar menyisakan duka mendalam. Sehari sebelumnya kakak ipar (kakak suami) yang juga seorang politisi partai politik berbasis islam menghembuskan nafas terakhir sehari sebelum beliau berulang tahun. Ya, ulang tahun perkawinan kami memang bertepatan dengan hari ulang tahun si Kakak Ipar.
Lebih tragisnya lagi, beliau meninggal kurang dari 12 jam setelah kita besuk di Rumah Sakit. Tentu saja hal ini mengingatkan saya kembali pada saat kejadian menjenguk temannya papa beberapa bulan lalu. Jadi, sore menjelang magrib sehari menjelang ulang tahunnya, kami menyempatkan diri membesuk Mas Arief di RS. Waktu itu, Mas Arief sudah terlihat letih dan hanya menyapa dari tempat tidur.
Sejak operasi jantung yang dijalani kurang lebih sebulan lalu, Mas Arief memang kembali beraktifitas seperti biasa. Bahkan terlibat fi kepengurusan partai salah satu kubu dan (kabarnya) akan dilantik dalam waktu dekat. Kelelahan dengan segala aktifitas membuat dadanya sesak dan harus mendapat perawatan di RS. Tapi, berdalih hanya istirahat, Mas Arief tidak mau mengabarkan ini pada keluarga. Hingga akhirnya keluarga yang berada di Jakarta dan sekitarnya berinisiatif datang ke rumahnya dan mendapat informasi terkait opnamenya Mas Arief sejak beberapa hari lalu.
Singkat cerita, esoknya setelah membesuk di RS, kami beraktifitas seperti biasa dan sesampainya di kantor tiba-tiba suami saya langsung menelepon dan mengabarkan jika Mas Arief sudah 'tidak ada'. Seketika saya langsung merinding dan merasakan dejavu. Saat itu juga, saya langsung minta ijin untuk melayat. Sementara, si Bapak Suami sudah termehek-mehek sesenggukan. Sempat bertanya-tanya, bagaimana ini naik motornya sambil mewek begini...
Alhamdulillah, setelah 1 jam perjalanan kami tiba di RS dan melihat Mas Arief yang sudah tidur untuk selamanya. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT ya mas dan semua keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan...Amin Allahumma Amin
'sleep' tight Mas.... |
Perlahan, pada saat acara pemakaman saya juga mulai menjelaskan pada Nadhifa jika suatu hari salah satu dari kami pergi lebih dulu maka Kakak harus bisa mandiri dan membimbing adiknya. Entahlah, di usia 6 tahun lebih ini dia bisa mengerti atau tidak, tapi mukanya siy kayanya paham banget, hehehehe.
Anyway, Happy Anniversary my Dear Papi Farid, semoga kita diberikan usia yang panjang, barokah, dan bisa mengarungi samudera rumah tangga dengan penuh keihlasan dan kebahagiaan, amin ya Rabbal'alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar