Rabu, 16 Juli 2014
Tentang Kriminal...(2)
KORBAN
Tersebutlah kisah pada saat Nabi Ibrahim bermimpi harus menyembelih Ismail, putranya. Hehehe, itu mah qurban ya....
Jadi, pada suatu hari saat seorang gadis tengah menanti kehadiran sang pujaan hati di kos, maka sang gadis yang ingin tampil wangi ini pun mandi. Seperti biasa, mandi sore pada hari itu pun dilengkapi backsound "My Way" yang pastinya kalah merdu dari penyanyi aslinya, Frank Sinatra. Suasana kos-an sore itu yang masih relatif sepi membuat sang gadis merasa nyaman-nyaman saja dan bernyanyi sepenuh hati dari kamar mandi.
Pintu kamar pun tak lupa dikunci dengan alasan faktor keamanan. Sementara pintu kamar mandi yang memang berada di dalam kamar dalam keadaan tak terkunci karena memang susah nguncinya, pokoknya something wrong lah dengan kuncinya. Toh, yang ada di kamar hanya sang gadis itu dan selama ini tak ada cerita aneh mengenai kos-kosan yang memang masih relatif baru itu.
Setelah puas mandi dan dan bernyanyi, si gadis pun keluar dari kamar mandi. Masih, tak ada yang aneh dengan kondisi kamar saat itu. Usai berpakaian dan santai sejenak, tiba-tiba pujaan hati yang dinanti pun tiba. Tak disangka tak dinyana, ketika hendak membuka pintu, ternyata kunci pintu kamar lenyap. Bahkan 3 Handphone (1 diantaranya milik kantor) di atas kasur dan meja pun hilang. Bahkan setelah mengecek tas, ternyata dompet pun raib *SungguhTerlalu. Sang gadis sempat berpikiran jika si kang mas ini bercanda dengan menyembunyikan barang-barang berharga miliknya. Namun, wajah polos pujaan hatinya saat itu menyiratkan rasa kaget yang jauh dari kepura-puraan.
Seketika sang gadis menyadari something happens di kamarnya. Shock, panik akhirnya sang gadis pun menangis tersedu dalam kondisi pintu kamar yang masih terkunci dan kuncinya entah kemana.
Ya, gadis itu adalah saya...Peristiwa kriminal yang dialami oleh seorang presenter sekaligus reporter kriminal, hiks. Pencurian tanpa kekerasan saat menunggu kedatangan pujaan hati, hahahaha. Setelah pintu kamar terbuka berkat kunci cadangan si pemilik kos yang tinggal di lantai bawah akhirnya saya bisa menumpahkan kesedihan pada kang mas dan teman-teman kantor yang datang ke kos-an (hikmah nge-kos dekat kantor). Bahkan tak hanya kedatangan teman-teman, produser Buser saat itu pun langsung melapor ke Kepala Polres Jakarta Selatan terkait kasus saya. Kehebohan itu pun dimulai.
Dramatisasi yang dilakukan oleh Produser saya saat itu yang memang punya jaringan luas di kalangan kepolisian membuat tim dari kepolisian Polres Jaksel datang untuk melakukan Olah TKP. Bahkan tim itu dilengkapi seekor anjing pelacak yang langsung mengendus-ngendus kamar saya. Dengan lincahnya anjing pelacak berbulu coklat dan masih saya ingat wajahnya hingga kini naik ke atas kasur saya sambil mengendus-ngendus. Oh my Godness...
Sementara, saya sebagai korban berusaha menenangkan diri dengan shalat sambil ngaji. Saat itu yang terbayang bukan barang-barang saya yang digondol maling tapi lebih kepada kondisi terburuk yang bisa saja saya alami seandainya saat pencuri beraksi saya keluar dari kamar mandi. Jadi, saya shalat dan mengaji lebih sebagai bentuk rasa syukur sekaligus mohon ampunan jika ujian yang saya alami saat itu karena kesalahan saya di masa lalu.
Menjelang malam, akhirnya saya memutuskan untuk tidak tidur di kos. Saya memilih nginap di rumah Fira, salah satu sahabat yang setia menemani di kala susah dan senang, hahaha *thanks to you fira. Tadinya pujaan hati sempat menawarkan nginap di rumahnya tapi namapun belum muhrim kan gimana gitu ya...Pastinya juga tidak bakal diijinkan orang tua. Lagian saya juga tidak kebayang harus tidur di kamar pasca menyaksikan aksi anjing pelacak mengendus-ngendus kamar saya. Masa iya, kudu ngepel dan ganti sprei dulu, padahal air mata di pipi belum kering *drama:p
Kedatangan si anjing pelacak ini juga tidak dapat mengembalikan barang-barang saya yang hilang. Kalau menurut polisi siy, pelakunya pasti orang yang benar-benar hapal TKP. Apalagi dengan posisi kamar saya yang ada paling pojok pastinya membutuhkan effort lebih saat beraksi. Bukan bermaksud bersuudzon, saya siy sedikit curiga dengan cucu yang punya kos. Selama ini dia memang dikenal jobless dan hanya luntang-lantung begitu saja. Nah, akses ke kamar saya ini memangberbeda dengan akses si pemilik kos. Dan yang hapal dengan akses ini kayanya hanya orang-orang yang familiar tentunya. Wallahualam, yang penting saya sudah mengikhlaskan dan semoga barang-barang tersebut bermanfaat bagi yang mengambilnya.
Pasti pada bertanya-tanya bagaimana caranya pelaku bisa masuk ke kamar dan mengunci saya dari luar?. Jadi posisi pintu kamar saya persis berada disebelah kaca nako, tau kan kaca kecil-kecil berjejer horizontal yang kan terbuka jika handlenya ditarik ke atas, sebaliknya jika ditarik ke bawah maka kacanya akan tertutup. Nah, pada saat kejadian itu, kaca dalam posisi terbuka dan pelaku bisa membuka pintu kamar saya dengan memasukkan tangannya lalu membuka kunci yang tergantung di pintu. Padahal meski pintu kaca jendela terbuka, gordynnya dalam kondisi tertutup lo... Tapi pelaku kejahatan pastinya punya 1001 cara untuk memuluskan niat jahatnya, hiks. Lucky me, Allah SWT masih melindungi saya dengan tidak mempertemukan saya dengan pelakunya dalam kondisi apapun.
Duuh, meski hampir 8 tahun berlalu, sepertinya peristiwa ini sangat membekas dalam pikiran saya dan akan terkenang seumur hidup. Semoga siy cerita ini bisa membuat kita semua lebih aware ya untuk lebih berhati-hati dan selalu waspada. Meminjam istilah bang napi yang dulu akrab di telinga kita “Ingat, kejahatan itu timbul bukan hanya karena niat pelaku saja tapi juga ada kesempatan, jadi Waspadalah !!!”
SAKSI MATA
Setelah berbagai kisah kriminal yang pernah saya alami, maka persis kemarin saya menyaksikan langsung bagaimana seorang (yang kuat diduga) bos copet tengah bagi-bagi hasil jarahannya di atas Metro Mini. Ketika pulang dari kantor kemarin saya naik Metro Mini ke arah Kebayoran. Eh, ternyata Metro Mininya sepi banget dan hanya ada 3 orang pria (selain driver dan kondektur) yang duduk bedekatan tapi tidak satu kursi.
Saya yang duduk pada posisi dekat pintu dengan jelas menyaksikan lewat lirikan-lirikan maut saya si bos tengah membagi-bagi uang yang ada di sebuah dompet. Lembaran uang dengan nominal paling besar jelas langsun dimasukkan ke kantongnya. Sementara lembaran-lembaran uang 'receh' dibagi pada 2 personil yang lain yang membawa tas ransel besar. Jelas terlihat di dompet tersebut masih ada KTP nya dan setelah membagi-bagikan jatah para personilnya, dompet itu nyaris ditinggal begitu saja di sela-sela kursi. Entah kenapa, si bos berubah pikiran dan membawa kembali dompet yang sudah kosong tersebut dan dia pun turun paling dulu diantara personilnya.
Saya yang sempat ketakutan dan terpikir untuk turun dari Metro Mini berpenumpang copet itu akhirnya menguatkan tekad untuk tetap duduk sambil mendekap tas ransel saya. Beruntung tak lama kemudian silih berganti penumpang lain naik dan tak terasa saya pun turun di tempat tujuan. Bye...bye mas...selamat mencopet semoga kalian segera dapat Hidayah di bulan penuh Rahmat ini untuk bertobat dan kembali ke jalan yang lurus, aminnn.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar