Beruntung, meski tak pernah mendapat kelas khusus akting, saya masih bisa berusaha menampilkan muka manis dan bijaksana untuk semua pertanyaan-pertanyaan menakjubkan yang terlontar dari Nadhifa.
Seiring dengan bertambahnya usia, kini Nadhifa makin kritis. Pertanyaan kritisnya kini sudah meulai spesifik tak lagi abstrak seperti dulu. Percakapan pun bisa terjadi kapan saja, di kamar tidur, di mobil saat jalan-jalan, di taman kala bermain atau bahkan di kamar mandi. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di kamar mandi saat mau pipis :
Nadhifa : Mami, adek bayi itu keluarnya dari mana?
Mami : *diam sambil mulai mengira-ngira jawaban yang pas
Nadhifa : dari perut kan mi, aku gak mau hamil, aku gak mau perut aku dibelah Mi....*diulang-ulang sambil nangis berurai air mata
Mami : Gak usah mikirin itu Kak, sekarang kakak belajar dan main dulu saja, itu kan masih jauuuuuh banget. SD aja baru kelas 1 Nak...Gak usah dipikirin yang begituan.
Nadhifa : *ngeyel sambil mengulang-ngulang statemen yang sama
Teteh yang ikut mendengar percakapan kita akhirnya menimpali: kalau kakak gigit kuku baru dibelah poerutnya karena banyak cacingnya, kalau adek bayi mah keluarnya dilepeh (sambil mencontohkan)
Nadhifa : Ya udah, aku gak mau gigit jari lagi, aku gak mau perutnya dibelah...
Nadhifa memang selama ini punya kebiasaan buruk suka menggit-gigit kuku tangan sampai-sampai saya lupa kapan terakhir memotong kuku si Kakak. Beberapa hari ini sejak percakapan di atas kayanya sudah mulai tidak menggigit kuku lagi dan isu soal 'adek bayi' juga sudah terlupakan dengan sendirinya meski konsep penjelasannya masih jauh dari kebenaran. Hahahaha.
Insya Allah pada saatnya nanti saya yang akan langsung menjelaskan proses kelahiran bayi ini pada Nadhifa, termasuk pertanyaan-pertanyaan sensitif lain. Untuk sementara, Kakak terpaksa harus menerima penjelasan 'menyesatkan' dari si teteh dulu ya, hehe.
Bonus : Anak gadis nan kritis mencoba gaya levitasi...
Process is the most important thing... |
then...
yippieee...I did it... |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar