Senin, 30 Juni 2014

Saat Neio Terluka

Suatu sore saat pulang dari kantor, saya disambut anak-anak. Tapi, hari itu ada yang berbeda. Tak ada tawa riang kakak Nadhifa yang biasanya selalu bertanya "Mami bawa oleh-oleh apa?. Tak ada juga celotehan adek Neio yang selalu setia nge 'beo' tingkah dan kata-kata si kakak.

Sore itu yang ada hanya lah tangisan bombay kakak nadhifa yang bahkan bisa dibilang ngalahin akting aktris Bollywood sekalipun. Sesenggukan dan banjir air mata. Diantara sesenggukanya, beberapa kali si kakak minta maaf dan mohon untuk tidak saya marahi.

Masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, saya mulai melihat sekeliling. Tiba-tiba mata saya terpaku pada kepala adek Neio yang benjol 'dihiasi' luka keci di tengah benjolannya. Setengah panik saya sempat berteriak sambil bertanya pada Asisten di rumah. "Teteh, ini kenapa?" *pasang muka panik ala sinetron. Eh, si kakak Nadhifa malah makin jejeritan kencang. "Tuh kan teh, mami pasti marah, kakak minta maaf mi, kakak menyesal, kakak janji tidak nengulanginya", Nadhifa panik sambil tetap menangis.

Menyadari drama ini, akhirnya saya langsung sadar, drama tidak mungkin dihadapi dengan drama. Berusaha menguasai diri, akhirnya saya pasang tampang se-kalem mungkin. Setelah kakak bisa menguasai dirinya dan mulai tenang barulah saya meminta penjelasannya.

Sebelumnya saya juga sudah mendengar penjelasan kakek dan teteh. Termasuk adek Neio sebagai korban yang ternyata tetap cool. Bahkan menurut cerita si teteh sesaat setelah kejadian si kakak juga sudah langsung minta maaf, berikut percakapannya :

Kakak: dek maafin kakak ya, kakak janji gak ngulanginnua lagi.
Adek: iya kak...

Iiiih so sweet banget yaaaa dek Neio ini, hehehe

Jadi, apakah sebenarnya yang terjadi?. Ternyata saat kakak bermain lego bersama adek tiba-tiba si adek mulai ngerecokin dan iseng memukul si kakak. Kakak yang saat itu mungkin sudah habis kesabarannya, spontan melempar lego yang dipegangnya ke arah adek dan tidak menyadari kalau akan mengarah ke kepala si adek. Adek tentu saja menangis. Apalagi lemparan kakak dari arah cukup dekat tak hanya bikin benjol tapi juga meninggalkan luka.

Duh kak, kenapa jadi KTAK a k a Kekerasan Terhadap Anak Kecil begini siy. Untung dengan jurus andalan si kakak yang penuh drama tangis air matanya saya tak langsung terpancing untuk marah. Karena memang ternyata survey membuktikan anak sekarang paling tidak bisa dimarahi. Kemampuan verbal dalam berargumentasinya seringkali bikin saya sebagai orang tua terpojok.

Ketika suasana sudah mulai kondusif saya sempatkan bicara baik-baik dengan putri kecil yang mau masuk SD ini,

Mami : Kak, yang kakak lakukan terhadap adek itu berbahaya lo. Bahkan bisa dilaporkan ke polisi karena melukai anak kecil (tetap sesuai background wartawan kriminal, hehe)

Kakak : tapi kan kakak sudah minta maaf Mi, kakak janji gak gitu lagi.

Mami: tapi kakak sepertinya tetap harus dapat hukuman dari Mami.

Kakak: kalau kakak dihukum berarti nanti kakak ulangi lagi saja.

Mami: (speechless)

==end==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar