Jumat, 27 Juni 2014

Vacation to Sari Ater #1

Libur tlah tiba...libur tlah tiba...horray...horray...horray...

Nah, demi menyenangkan hati si Kakak dan baby Neio akhirnya kita mulai merencanakan short vacation. Andalan short vacation buat anak-anak pastinya yang jaraknya tidak terlalu jauh dan tempat menginap yang spacious.

Setelah sempat bingung mau kemana, akhirnya kepikiran juga buat berendam di hot spring water. Alasannya selain karena memang anak-anak belum pernah, pastinya baik juga buat kesehatan. Terutama buat papa yang memang sudah masuk kategori lanjut usia tapi tetap ganteng, halah...Eee tapi beneran, untuk kakek-kakek seusia Papa, bisa dibilang si Papa ini masih gagah loh. Ya iyalah ya secara Bokap sendiri, sampai titik darah penghabisan pasti bakal dibelain.

Awalnya kita berencana mau ke air panas di Garut. Ada salah satu hotel/resort yang jadi andalan dari jaman liputan sampe after nikahan dulu. Sengaja pula ceritanya booking mepet-mepet karena memang mikirnya kita mau vacationnya weekday ini, jadi santai saja. Eh, tak disangka tak dikira ternyata hotel/resor andalan kita full booked sodara-sodara. Jadilah akhirnya bikin plan B dan keukeuh mau yang ada kolam air panasnya juga.

Setelah discuss dengan bapaknya anak-anak akhrnya kami sepakat mencoba booking Sari Ater Hotspring yang ada di Subang. Tetap lah ya, Jawa Barat jadi pilihan masuk akal dari sisi jarak dan akomodasi, hehehe. Alhamdulillah, room yang kita mau available loh, bahkan ada special offer nya pula bagi pemegang kartu kredit mandiri, yesss (padahal ga punya juga credit card mandirinya, heheheu). Jiwa pantang menyerah yang sudah mendarah daging sepertinya menjadi tantangan tersendiri untuk hunting mencari KK Mandiri ini. Syukurnya pula ada teman si Papi yang berbaik hati meminjamkan KK demi potongan harga 40 % (nyaris setengahnya).

Singkat kata, pas hari Senin (setelah ijin kantor dan papi sukses di acc cutinya) kita langsung cusss ke Subang. Jadi liburan weekday itu ternyata ada enak dan ga enaknya juga. Enaknya di lokasi liburannya biasa tidak terlalu sesak, tarif kamar dan tarif lainnya bjuga lebih murah jadi irit. Tapi ga enaknya, jalan-jalan di weekday itu ternyata macetnya juga lumayan. Berangkat bentrok ama orang-orang berangkat kantor dan baliknya bentrok ama jam orang pulang kantor, jadi ya lumayan juga perjalanannya *pukpuk papi yang setia gantung-gantung kopling:p.

Tapi pas nyampe di hotelnya sekitar jam 12-an gitu berharap dapat segera istirahat di kamar, eh ternyata harus nunggu sampai jam 14.00 saja. Akhirnya kami pun makan siang dulu di lesehan Kabayang yang memang ada di sekitar hotel. Tempat makannya enak bingit, berasa makan di kampung pinggir balong ditemani suara air sungai serta orang mancing dan pastinya lesehan lah ya.




Soal makanan siy standar dan harganya lumayan pula. Selain tax ada charge untuk service nya juga. Untungnya kita sempat bawa bekal lauk dan nasi jadi beli yang hangat-hangat buat bocah2 saja, hihihi. Restorannya pun ga rese pake acara larang-larang bawa makan dari luar segala. Jadi kita nyaman-nyaman saja makannya, bahkan disiapin piring tambahan, uhuyyy.



Abis makan kita sempat-sempatin keliling-keliling dan nemu catur raksasa. Baby Neio dengan semangat angkat-angkat bidak catur yang ternyata cukup berat. Trus disambung main ayunan dan perosotan. So much fun. Memang ya, yang namanya vacation itu meyenangkan dan menyegarkan pikiran. Si teteh yang (lagi-lagi) ikut awalnya sempat teler di mobil. Eh, nyampai TKP langsung segar lagi, semangat ya Teh:). Berhubung udah segar, si teteh bisa sekalian diberdayakan buat foto-foto pastinya:).




Tepat pukul 14.00 akhirnya kita masuk ke room yang sudah siap ditempati. Karena memang penghuni sebelumnya barusan check out, jadi lantainya masih agak-agak lengket gitu. Ditambah dapat sajian mi basi dari lemari dapur yang cukup menyengat baunya. Hiksss...

Untung kamarnya OK, jadi ya sudahlah, kita menyibukkan diri dengan ngulik-ngulik Room nya saja. Jadi, kita menempati tipe Junior Suite yang sudah ada 2 kamar dan sofa di ruang TV plus teras yang menghadap ke rimbunnya pohon lengkap dengan gemericik air sungai. Wuih, syahdu banget deh. Terbukti si Kakak dan Baby Neio terlihat sangat happy lari sana lari sini.



Sorenya, kita jalan ke Tangkuban Perahu yang jaraknya 7 km saja dari hotel. Sampainya di gerbang masuk Tangkuban Perahu baby Neio malah tertidur pulas. Kecapaen dan suasana dingin emang bikin baby Neio tak berkutik hingga akhirnya bobo. Jadi akhirnya saya hanya bisa menikmati suasana Tangkuban Perahu dari dalam mobil sambil memeluk baby Neio. But, its okay. Toh, sudah beberapa kali juga ke sini. Tapi, sejak perbaikan kawasan Tangkuban Perahu beberapa waktu lalu yang berujung pada naiknya tarif tiket masuk, sekarang kawasan ini jauh lebih tertata rapi.






Hanya saja, masih kurangnya kesadaran warga menjaga kebersihan membuat di beberapa sudut masih 'dihiasi' sampah-sampah dan yang pasti merusak pemandangan. Si kakak Nadhifa terlihat sangat antusias, sayang gak bisa berlama-lama juga karena tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Untung sudah sempat jeprat jepret jadi ya kita bisa turun gunung dengan kenang-kenangan foto di tangan.

Karena udah kepanjangan, kisah lanjutannya disambung ke episode berikutnya saja ya...

to be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar