Bagi anda
yang ingin mencari alternatif kuliner di
kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat, tak ada salahnya mencoba ‘makaroni ngehe’ ini. Cemilan ringan
pengganjal perut murah meriah yang dirintis oleh mahasiswa asal Tasikmalaya,
Ali Baba (20 tahun).
Ali,
pengusaha ‘Macaroni Ngehe’ mengungkapkan awal mula dia merintis bisnis ‘macaroni ngehe’ ketertarikannya di
dunia wirausaha. Besarnya peluang makanan berbumbu dengan level pedas tertentu dan
masih didominasi cemilian keripik, mendorong Ali terinspirasi mengolahnya dari bahan baku
yang berbeda. Nama ‘ngehe’ pun
dipilih karena rasa macaroni yang bikin penasarandan ketagihan. “Selama ini kan orang kenalnya hanya keripik, pas saya berekperimen
dengan macaroni, ternyata banyak teman-teman yang suka, jadi kenapa tidak sekalian
dibisniskan” ungkap Ali.
Ali yang
juga adalah mahasiswa semester I di salah satu perguruan tinggi swasta di
daerah Jakarta Barat bercerita awal mulanya tidak banyak yang mendukung saat dia memulai usaha ini. Namun Ali bertekad untuk tidak lagi bergantung secara
finansial kepada
orang tuanya dan memutuskan untuk berwirausaha.
Berkat kegigihannya, usaha kecil-kecilan
Ali kini mulai membuahkan hasil. ‘Macaroni ngehe’ sudah membuka 3 gerai di daerah Rawa Belong dan sekarang bersiap
membuka gerai ‘macaroni ngehe’ yang keempat di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan.
Meski baru di
luncurkan setahun lalu, ‘macaroni ngehe’ sudah mendapat tempat tersendiri di hati pelanggannya. Para
pelanggan yang kebanyakan adalah pelajar ini merasa cemilan ‘macaroni ngehe’ memiliki sensasi rasa tersendiri.
Caca, salah seorang
mahasiswi Universitas Swasta di Jakarta Barat mengungkapkan kenikmatan
‘Macaroni Ngehe’ yang menggugah selera.
“Selama ini kan, makanan berbumbu begini kayanya cuma yang kerupuk-kerupuk gitu, saat mencoba macaroni ngehe sepertinya ada yang
beda, selain ada macaroni kering tapi ada macaroni basah juga, jadi pas dikunyah ada kriuk-kriuk namun disaat bersamaan
makaroni basah juga berasa”, ujar Caca.
Gerai yang
memiliki omset 3-4 Juta per hari ini memiliki banyak penggemar. Tak hanya karena namanya
yang unik, rasa yang lezat dan harga yang murah
mendorong pembeli untuk mencoba. Seporsi macaroni dibandrol seharga 5000 rupiah saja.
Tentu
saja, kini Ali tidak perlu resah memikirkan uang kuliah. Laba bersih 60% dari
omset penjualan juga membuat Ali bisa mempekerjakan teman sekampungnya di
sejumlah outlet ’macaroni ngehe’ di Jakarta.
Usaha ‘macaroni ngehe’ ini merupakan contoh
yang sangat bagus untuk generasi muda sekarang.
Semoga semakin banyak orang yang terinspirasi dan mengikuti jejak Ali berbisnis di usia yang cukup muda. Apalagi saat ini pemerintah tengah gencar-gencarnya mendorong generasi muda untuk berani berwirausaha.
Semoga semakin banyak orang yang terinspirasi dan mengikuti jejak Ali berbisnis di usia yang cukup muda. Apalagi saat ini pemerintah tengah gencar-gencarnya mendorong generasi muda untuk berani berwirausaha.
Tugas
Kelompok Teknik Penulisan
-
Winny A
-
dr. Dora
-
Deny Siregar
-
Tri Septi
Suprihatini
-
Helly
PS : Mumpung lagi sepi tulisan jadi ijin publish tugas-tugas kelompok di Diklat saja yaaaa....*winkwink
makaroni ngehe ini juga jadi jajanan mahasiswa biar tetep melek sih pas ngerjain tugas. Apalagi varian makaroni ngehe yang pedes.
BalasHapusLihat antrian yang beli makaroni di sini : https://www.foody.id/jakarta/makaroni-ngehe-beji
ngeri abis. Beli makaroni aja sampe kayak gitu ngantrinya, kayak orang antri sembako hahaha. Mungkin yang di depok itu rame karena di sana kan juga dekat kampus, jadinya banyak mahasiswa yang butuh temen "ngehe" biar kuat ngerjain tugas.
HAHAHA
Pengen deh punya bisnis kayak gitu, simpel, gak butuh banyak mikir - mikir menu, tapi sustain~ *tapi memulainya juga pasti gak gampang sih*
GRATISSS..!!!
BalasHapusLINK NONTON >> indoxxi
LINK NONTON DRAKOR >> DrakorTerbaru
NONTONFILM168