Jumat, 16 Mei 2014

‘Makaroni Ngehe’ yang Bikin Ketagihan


Bagi anda yang ingin mencari alternatif  kuliner di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat, tak ada salahnya mencoba ‘makaroni ngehe ini. Cemilan ringan pengganjal perut murah meriah yang dirintis oleh mahasiswa asal Tasikmalaya, Ali Baba (20 tahun).

Ali, pengusaha ‘Macaroni Ngehe’ mengungkapkan awal mula dia merintis bisnis macaroni ngehe ketertarikannya di dunia wirausaha. Besarnya peluang makanan berbumbu dengan level pedas tertentu dan masih didominasi cemilian keripik, mendorong Ali terinspirasi mengolahnya dari bahan baku yang berbeda. Nama ‘ngehe’  pun dipilih karena rasa macaroni yang bikin penasarandan ketagihan. “Selama ini kan orang kenalnya hanya keripik, pas saya berekperimen dengan macaroni, ternyata banyak teman-teman yang suka, jadi kenapa tidak sekalian dibisniskan” ungkap Ali.
Ali yang juga adalah mahasiswa semester I di salah satu perguruan tinggi swasta di daerah Jakarta Barat bercerita awal mulanya tidak  banyak yang mendukung saat dia memulai usaha ini.  Namun  Ali bertekad untuk tidak lagi bergantung secara finansial kepada orang tuanya dan memutuskan untuk berwirausaha.

Berkat kegigihannya, usaha kecil-kecilan Ali kini mulai membuahkan hasil. ‘Macaroni ngehe sudah membuka 3 gerai di daerah Rawa Belong dan sekarang bersiap membuka gerai ‘macaroni ngehe’ yang keempat di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan.
Meski baru di luncurkan setahun lalu, ‘macaroni ngehe sudah mendapat tempat tersendiri di hati pelanggannya. Para pelanggan yang kebanyakan adalah pelajar ini merasa  cemilan ‘macaroni ngehe’ memiliki sensasi rasa tersendiri.
Caca, salah seorang mahasiswi Universitas Swasta di Jakarta Barat mengungkapkan kenikmatan ‘Macaroni  Ngehe’ yang menggugah selera. “Selama ini kan, makanan berbumbu begini kayanya cuma  yang kerupuk-kerupuk gitu,  saat mencoba macaroni ngehe sepertinya ada yang beda, selain ada macaroni kering tapi ada macaroni basah juga, jadi pas dikunyah ada kriuk-kriuk namun disaat bersamaan makaroni basah juga berasa”, ujar Caca.

Gerai yang memiliki omset 3-4 Juta per hari ini memiliki banyak penggemar. Tak hanya karena namanya yang unik, rasa yang lezat dan harga yang murah mendorong pembeli untuk mencoba. Seporsi macaroni dibandrol seharga 5000 rupiah saja.

Tentu saja, kini Ali tidak perlu resah memikirkan uang kuliah. Laba bersih 60% dari omset penjualan juga membuat Ali bisa mempekerjakan teman sekampungnya di sejumlah outlet ’macaroni ngehe’ di Jakarta.
Usaha macaroni ngehe ini merupakan contoh yang sangat bagus untuk generasi muda sekarang. 




Semoga semakin banyak orang yang terinspirasi dan mengikuti jejak Ali berbisnis di usia yang cukup muda. Apalagi saat ini pemerintah tengah gencar-gencarnya mendorong generasi muda untuk berani berwirausaha.


Tugas Kelompok Teknik Penulisan
-         
    Winny A
-         dr. Dora
-         Deny Siregar
-         Tri Septi Suprihatini
-         Helly

PS : Mumpung lagi sepi tulisan jadi ijin publish tugas-tugas kelompok di Diklat saja yaaaa....*winkwink


2 komentar:

  1. makaroni ngehe ini juga jadi jajanan mahasiswa biar tetep melek sih pas ngerjain tugas. Apalagi varian makaroni ngehe yang pedes.
    Lihat antrian yang beli makaroni di sini : https://www.foody.id/jakarta/makaroni-ngehe-beji

    ngeri abis. Beli makaroni aja sampe kayak gitu ngantrinya, kayak orang antri sembako hahaha. Mungkin yang di depok itu rame karena di sana kan juga dekat kampus, jadinya banyak mahasiswa yang butuh temen "ngehe" biar kuat ngerjain tugas.
    HAHAHA

    Pengen deh punya bisnis kayak gitu, simpel, gak butuh banyak mikir - mikir menu, tapi sustain~ *tapi memulainya juga pasti gak gampang sih*

    BalasHapus
  2. GRATISSS..!!!
    LINK NONTON  >> indoxxi
    LINK NONTON DRAKOR >> DrakorTerbaru
    NONTONFILM168

    BalasHapus