Nah, beberapa waktu lalu sempat dapat cerita dari ibu guru lewat buku penghubung sekolah kalau kakak pernah sedih waktu ibu guru cerita tentang carrot, cucumber dan spinach.
Ceritanya si cucumber dan spinach tidak mau berteman dengan carrot. Jadi carrot nya sedih karena ga punya teman en bla bla bla bla bla......Singkat cerita, akhirnya mereka mau berteman lagi dan carrotnya senang. Ibu guru pun menulis di buku penghubung sewaktu story telling kakak nadhifa terlihat sangat terharu dan sedih sampai matanya berkaca-kaca. Pffffhhh, langsung deh mak nya cerita ama si papi dan si papi ngakak abis sambil komentar "sabaleh duo baleh" (a.k.a mirip ama maknya:D).
Tapi... ya begitulah adanya kami kaum virgo ini. Konon, menurut para pakar astrolog, di balik keceriaan kaum virgo yang selalu bisa menghangatkan suasana dimanapun (siap-siap digetok, hihihi) memang tersimpan sifat sensitif yang cukup besar. Tapi bukan berarti kita cengeng juga. Karena beberapa rekan virgo justru malah tangguh banget, semoga kakak Nadhifa juga ya. Boleh sensitif tapi harus tetap tough ya Kak seperti super hero, halaaaaah.
Cerita lainnya soal sensitifitas si Kakak Nadhifa ini terjadi beberapa hari yang lalu. Sebagai gadis cilik berusia 5,5 tahun, Kakak ini memang lagi lucu-lucunya (kombinasi nyenengin dan sedikit nybelin, hahaha) ceriwis dan kritis. Ada aja yang dikomentarin.
Jadi, suatu waktu saat si Kakak uring-uringan mengerjakan PR Kumon nya, si papi langsung kesel dan bilang, "Udah, besok kamu ga usah ikut kumon lagi, kan kemarin sudah janji kalau ikut kumon PR nya dikerjakan". Eeeeeeh, langsung mewek aja dong desye, lalu balik bentak papinya sambil terisak-isak "Aku ga mau dipanggil Kamu, papi panggil aku kamu jadi aku ga mau ngerjain PR nya". Nah, lhooo...
Di beberapa kesempatan lain, pas pulang kantor juga si kakak suka ngadu sama saya, "Mi, tadi kakek marah sampai panggil aku kamu". Bingung kan ya, ada apa dengan "Kamu" sebenarnya. Kenapa kakak Nadhifa harus marah dipanggil "Kamu"?. Tapi, samar-samar sepertinya saya punya pengalaman yang kurang lebih sama dengan Nadhifa.
Flashback jauh ke belakang waktu masih masa-masa sekolah, kayanya dulu kalau dimarahi Mama dan Papa pasti mereka akan selalu menggunakan kata ganti 'Ka-wu' (sebenarnya terdengar seperti kau biasa saja, dan digunakan kusus untuk anak perempuan di Padang, ditambah ada sedikit penekanan). Begitu juga dengan anak laki-laki, kalau marah pasti Mama dan Papa menggunakan kata Wa-ang (juga dengan sedikit penekanan). Kata ganti Ka-wu (untuk perempuan) dan Wa-ang (untuk anak laki-laki) ini sebenarnya juga merupakan kata ganti yang sangat lazim bagi orang-orang Padang lainnya (terutama yang tinggal di kampung-kampung). Tapi bagi kita saat itu, kata ganti ini malah menjadi suatu penanda bahwa Mama dan Papa tidak suka dengan tingkah kita atau ada kesalahan yang kita lakukan.
Sama seperti Kakak Nadhifa, tentu kami (saya, kakak dan adik) juga tidak suka dipanggil dengan kata ganti tersebut. Hanya saja, kok ya saat itu kita gak pernah protes tuh sama orang tua dengan panggilan itu. Justru kita maklum saja karena memang kita salah atau kita akan balik berargumentasi melakukan pembelaan sesuai substansi kemarahan orang tua pada saat itu. Tanpa ada complain "Ambo indak suko diimbau Ka-wu atau Wa-ang (saya tidak suka dipanggil ka-wu atau wa-ang).
Ya, jaman memang telah berganti, kini disaat punya anak sendiri dan harus menegaskan suatu hal lewat sedikit kemarahan, complain si anak tidak lagi hanya menyangkut substansi tapi malah kata ganti nama yang digunakan. Huuuffff, sampai sekarang si papi tentu masih tidak habis pikir Ada apa dengan "Kamu", meski saya sedikit sudah mulai mengerti alasan kakak tidak mau dipanggil "Kamu" :).
Gadis Virgo yang tidak suka dipanggil 'Kamu' |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar