Selasa, 11 Maret 2014

Rumah (Penuh) Cinta #2

Yuhuuuu, sudah siapkan ya mendengar celotehan tentang perumahan episode 2 ini...yuk mareee

Setelah melewati masa-masa penantian panjang dan melelahkan, perlahan rumah yang tadinya hancur-hancuran tak berbentuk mulai menampakkan wujudnya. Selama kurang lebih 4 bulan kita deg-deg an menunggu (ya iyalah ya, secara rumah kontrakannya bocor sana sini, waktu berasa lama banget, hiks) akhirnya kita belum bisa sepenuhnya bernapas lega juga, huaaaa. Anggaran yang sudah dirancang sedemikian rupa sepertinya jebol karena di pertengahan jalan banyak pretelan perubahan yang membuat biaya renov terus bertambah. Kita terjebak dengan kalimat, "Ya sudahlah sekalian aja". Padahal itu kan ada konsekuensi nya pada jumlah rupiah yang harus dibayarkan. Nama pun ama saudara, udah dikasih harga khusus masa iya mesti nyusahin dengan membebani keinginan-keinginan pasangan muda nan banyak maunya ini, hahahaha.


Masa-masa yang menguras tenaga, pikiran dan tentunya kantong:)

Belum lagi menjelang pindahan kita juga harus membeli/memperbarui sejumlah perabotan kan yaaa (kalap kombinasi lapar mata, padahal sudah ditahan-tahan *bela diri:p). Sukses deh renovasi kemarin bikin kita speechless tak berdaya. Alhamdulillah ketika melihat hasilnya, sedikit bisa bernapas lega. Lebih bagus dari gambar 3D nya sang arsitek (at least menurut kita lo ya). Pokoknya puas banget banget deh.


Foto yang sama sudah terpampang di situs jual beli rumah buat tes harga pasar :D

Hampir 4 tahun berlalu, kita selalu bersyukur lo nekat melakukan renovasi rumahlebih awal. Harga properti di kawasan yang bertajuk "The Profesional City" ini naik gila-gilaan setiap tahun. Mau pindah nyari rumah yang lebih besar pasti berasa ga mungkin aja. Jadi pilihan renovasi memang sudah yang paling tepat. Terbukti banyak tetangga yang saat ini berbondong-bondong melakukan renovasi karena tuntutan tumbuh kembang dan kembang biak, hahahaha.

Selain nilai investasi yang meningkat sangat signifikan tiap tahun (bahkan tiap bulan lo), makin lama beragam fasilitas juga sudah mulai ditambah. Targetnya tahun ini jalan tembus ke Central Business District Sektor 7 sudah harus jadi. Jadi ga perlu bermacet macet ria melewati jalan yang dikelola Pemerintah Kota yang ga pernah beres dan sering macet. Gimana mau beres, lah wong walikotanya saja bolak-balik KPK jenguk suami *tepok jidat. Belum lagi Gubernurnya yang sudah masuk Rumah Tahanan tapi tidak legowo untuk mundur, ngenes banget punya Gubernur memerintah dari Rutan karena diduga terlibat korupsi *kocaknegeriku.

Terlepas dari masalah-masalah pemerintahannya, kami merasa makin beruntung deh memutuskan untuk tinggal di kawasan ini. Kesimpulan saya siy, semua kawasan yang dikelola developer (terutama developer yang sudah memiliki nama besar) di Tangerang Selatan ini sudah cukup bagus. Berbanding terbalik dengan semua kawasan yang dikelola Pemerintah Kota nya yang identik dengan jalan rusak dan pengelolaan sampah yang buruk (semoga aparat dan warga segera insyaf ya kembali ke jalan yang lurus).

Anyway, memasuki rumah baru gak afdhol kan ya kalau ga pake tasyakuran kecil-kecilan. Alhamdulillah, lagi-lagi, semua niat baik pasti akan ada jalan, tiba-tiba saja menjelang pindah rumah, insentif tahunan si Papi cair dong *sujud syukur. Kami pun bisa mengundang kerabat serta tetangga untuk sekedar berbagi dan mengadakan syukuran kecil-kecilan. Teriiring do'a, kami berharap rumah ini dapat menjadi 'sorga' buat keluarga dan kerabat...Amin

Pic Ibu-ibu taken by Mbak Nining, makasih sudah datang ibu-ibu pengajian MP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar