Jumat, 07 Maret 2014

Menyadari Potensi Diri #2


Tadaaaaaa, kembali bersama saya dalam topik menyadari potensi diri session 2....*halah masih berasa aja

Singkat cerita (tentunya juga diwarnai drama percintaan ala-ala mahasiswa tempo doeloe, jiaahahahaha), setelah berhenti bekerja saya benar-benar ingin menyelesaikan kuliah sesegera mungkin. Motivasinya sederhana, karena memang sudah tidak betah berada di kampus dengan birokrasi kampus yang saat itu menuurut saya "ngga banget" lah ya.

Namun, pada saat skripsi, saya sempat-sempatin dong pulang ke Padang. Niatnya siy penelitian skripsi sekalian pulang kampung, hehehehe. Saat itu kebetulan saya tertarik dengan kegiatan Roadshow salah satu TV Swasta Nasional yang bertajuk S*** Goes to Campuss (ketebaklah ya:)). Dan kebenaran ada yang ke Padang akhirnya dibela-belain deh tuh disamperin.

Tapi ternyata, di saat lagi repot-repotnya nyiapin kuesioner penelitian, tiba-tiba si Papa malah menawarkan saya untuk ikut lomba. Nah, loh, kaget dong, sempat nolak-nolak juga percuma, intinya kalau Papa sudah bertitah, ya terima saja. Antara kaget dang bingung bahkan ga punya persiapan apa-apa, jadilah saat itu saya merangkap sebagai peneliti dan peserta, hahahaha.



Alhamdulillah siy penelitiannya lancar jaya dan alhamdulillah juga, saya si peserta lomba presenter culun yang jika dibandingkan dengan peserta lain yang punya sejuta prestasi dan profesi (banyak di antara mereka sudah berprofesi sebagai penyiar radio bahkan televisi lokal) tentu tidak ada apa-apanya, malah melenggang mulus ke babak final 10 besar. Di babak final, dengan modal nekat dan pastinya gak berpengalaman, saya akhirnya saya bisa keluar sebagai Juara Harapan 1 (prestasi banget kan yaaaaa:p).

Lomba itupun menjadi titik balik saya di dunia komunikasi. Dunia yang sempat saya pandang sebelah mata justru telah membuka mata saya akan potensi diri yang terpendam. Kembali ke Bandung untuk menyetorkan hasil penelitian dan mengolah data, saya kembali iseng ikut audisi presenter "Indonesian Star" yang diselenggarakan TV swasta nasional lain yang bekerja sama dengan sebuah BUMN. Kali ini siy bukan iseng lagi, tapi uji nyali aja. Biar ga dibilang jago kandang juga, hahaha. Hasilnya, lagi-lagi nasib baik sedang berpihak pada saya (tentu diiringi usaha juga dong ah).

Mewakili kota Bandung dan sekitarnya, saya berhasil masuk ke babak 6 besar pemirsah. Saya pun berhak ke Jakarta untuk tampil live di studio TV yang berkantor di Kedoya, Jakarta Barat. Unfortunately, lagi-lagi karena minim jam terbang dan tiba-tiba harus tampil live, saya keder juga. Pokoknya sukses deh tampil ancur-seancurnya (rasanya hari itu pengen di skip dari memory otak saat itu *kunci pintu ngumpet di balik selimut).

Mmmmhhh, untungnya saya bermental baja dan muka badak, hahaha, kegagalan di lomba kedua mendorong untuk ngelarin skripsi secepatnya. Lagian karena sudah tak sabar juga bisa segera bekerja di TV impian (ada tawaran menarik dari seorang petinggi stasiun TV S*** saat itu).

Hitungan hari usai wisuda, saya langsung menjalani tes masuk sebagai reporter baru di Jakarta. Meski ada wild card tetap harus prosedural pastinya. Do'a dan cinta dari keluarga tentu menjadi 'oli' melancarkan semua ikhtiar yang dilakukan. Setelah melewati kurang lebih 6 tahapan tes, pertengahan Desember 2004 saya resmi memegang kartu karyawan baru S*** sebagai reporter.

Love this job ever and ever...#tvjournalist
Jalan penuh liku dan tangis haru dalam upaya mengenali potensi diri sudah dilewati. Sejak saat itu saya berkomitmen untuk total dalam berkarir sebagai jurnalis dan mulai mencintai dunia komunikasi yang mengantarkan saya menemukan jati diri.


Jadi, jangan pernah ragu mencoba, dengarkanlah kata hati, tidak selamanya potensi diri kita temukan sendiri. Bahkan, adakalanya orang-orang terkasih jauh lebih mengetahui bakat terpendam dalam diri kita. So, jangan pernah ragu mencoba. Kalau kamu, potensi dirinya apa hayoooo?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar