Long weekend biasaya saya paling malas jalan kemana-mana. Pastinya karena jalanan yang macet dan tempat hiburan yang penuh sesak sudah terbayang di kepala. Sementara kita (terutama saya) yang menyukai keheningan dan menghindari suasana ramai selalu kesulitan mencari tempat liburan alternatif favorit. Tapi, karena si kakak Nadhifa sudah cerewet mau liburan (indikatornya setiap kali lagi jalan selalu nyerempet-nyerempet minta belok ke hotel atau apartment) tentu sebagai orang tua agak-agak gak tega juga untuk tidak merealisasikannya. Apalagi kalau dihitung-hitung, kurang lebih sudah 3 bulan kita tidak liburan.
Setelah mendiskusikan budjet dengan Pak Suami akhirnya kita segera browsing-browsing alternatif tempat liburan yang pas. Kenyamanan buat anak-anak tentu menjadi syarat utama dalam menentukan lokasi liburan. Tiba-tiba kepikiran juga untuk merubah
mindset si kakak yang selama ini selalu membayangkan akan nginap di hotel atau apartment bertingkat selama liburan. Justru, kali ini kita ingin membawa anak-anak ke tempat yang lebih menyatu dengan alam dan tanpa gedung bertingkat.
Setelah browsing dan dapat masukan dari beberapa teman akhirnya kita sepakat memilih Aldepos Salaca Resort sebagai tujuan liburan
long weekend kali ini. Meski liburnya 3 hari, tapi kita tetap nginapnya cuma sehari saja, hehe. Ternyata perhitungan kita tepat dong, kebayang juga kalau lebih dari sehari pasti kita sudah mati gaya di tempat yang sepi itu (lebih pastinya merusak bujet juga, hihihi).
Perjalanan ke Aldepos Salaca Resort ini kurang lebih 2,5 jam dan sesuai petunjuk pengelola resort kita keluar dari Tol Sentul Selatan, melewati Kampus Dermaga ITB, Cinangneng dan tinggal cari petunjuk sebelum akhirnya belok ke kiri dan nanjak 9,7 km ke arah Gunung Salak. Macetnya ya lumayan, paling parah ya pas arah pulang ke Jakarta, woooowww. Sampai-sampai si Papi
driver kapok buat balik lagi, hehehe. Pas nanjak ke arah Gunung Salak, seperti biasa kakak Nadhifa ga sabaran untuk segera nyampai. Seringkali
complain koq ga nyampai-nyampai (kebayang deh kalo kita road trip ke Jawa, huhuuhu).
Akhirnya, setelah melewati pemandangan sawah, gunung, pasar dan tenda kondangan warga yang bikin macet, kita bisa bernafas lega. Papan petunjuk Aldepos Salaca sudah di depan mata dan tinggal nyari kantor resepsionis. Area resor yang sangat luas (60 ha) sempat bikin keder juga, benar ga siy ini tempatnya?!. Sesampainya di resepsionis kita sempat mau nyari alternatif tempat lain (toh belum bayar DP juga, hehehe). Tapi begitu tiba di Kampoong dan melihat bakal kamar kita untuk semalam ke depan akhirnya luluh juga. Rumah kampong yang ada di pinggir sungai di lengkapi suara burung dan gemiricik air terjun kecil, wuiiih sensasinya beda sodara-sodara. Apalagi ketika kita melihat ekspresi Nadhifa, kayanya antusias banget. Benar-benar sebuah pengalaman baru.
Apalagi, saat
booking, saya juga memesan sebuah tenda yang dari foto
Facebook si Aldepos ini koq ya kayanya okeh banget tapi ternyata aslinya biasa aja, hehe (marketing lewat foto acapkali menipu konsumen). Tetap siy ada kasur dan selimut serta papan kayu sebagai alas, tapi tetap saja tidak secihuy di fotonya...Kita siy tetap mau pakai si tenda ini. Namun, si pengelola sempat berjanji jika cuaca tak bersahabat (hujan badai), tenda ini bisa di
cancel dan tidak di
charge. Benar saja, hujan angin siang hari sebentar saja akhirnya salah satu kasur di tenda ini basah kuyup. langsung telepon resepsionis dan
cancel lah ya kita. Gantinya kita tidur umpel-umpelan di kamar pake 3 extra bed (berhubung ukuran kampoong tipe studio ini agak lumayan jadi masih ga berasa sesak banget juga). O ya, nama rumah kita ini 'Sade', entah itu artinya apa...
|
Ini 'rumah kampoong sade' kami lengkap dengan tendanya yang ga jadi dipakai buat nginap, maaf ya om... |
|
'ngaso' dulu ah... |
|
|
|
|
main di sungai yang ada air terjun mini depan 'rumah kampoong sade' |
Ternyata di akhir pekan kemarin hotel ini
full booked. Gimana ga
fool booked, lah wong cuma ada 12 villa (5 villa tipe studio dan tujuh lainnya dengan kapasitas ruang lebih banyak).
Area
seluas 60 ha dan hanya ada 12 villa bikin Aldepos Salaca PeDe menjuluki
dirinya sebagai 'Silent Kampoong'. Sepi beneeeer. Apalagi pas datang,
kita kepagian (
housekeepingnya aja masih beres-beres) jadi belum
mendapati penghuni kampoong. Bahkan si kakek sempat kedeer dan bilang
"Jangan-jangan kita doang niy yang nginap", hiiiii. Abis bebenah barang,
kita langsung meluncur ke saung untuk makan siang. Untung tanda-tanda
kehidupan mulai terasa disini. Beberapa saung sudah terisi dan ada saung
yang dipakai anak-anak muda untuk mancing bareng. Menjelang makanan
datang si papi iseng lah ya sewa pancing. Kalau kata papi "liburan
jangan tanggung-tanggung", aiiih sukaaaa ama gayanya pap.
Kegiatan
memancing tentu menjadi ajang perdana buat Nadhifa dan Neio. Si bocah
yang girang ini takjub saat mata pancing berhasil menjalankan tugasnya
dengan baik. Tapi, ikannya kecil-kecil. jadi, buat diolah pun kayanya
kita koq jadi kasihan sendiri, akhirnya setelah ditimbang-timbang, kita
putuskan untuk melepaskan kembali si ikan-ikan itu, hehehe. padahal si
Papi kayanya semangat banget buat barbequean, memang di villa sudah
disiapkan fasilitas BBQ.
Soal makanan, rasanya standar,
menunya juga seputar ikan-ikanan, cah kangkung, tumis sawi putih, nasi
timbel dan sebangsanya. Harga ya standar resort tapi tidak terlalu
mencekik koq (setengah mencekik menurut saya, hehehe). Sementara buat
sarapan pilihannya ada nasi kuning atau roti bakar atau omelette
(pilihan ya bukan prasmanan). Jadi kalau buat
extra breakfast dikenakan charge Rp 35.000,- per pax.
|
makanannya lama sodara-sodara, jadi photo session deh... |
|
Fishing time... |
|
Si jago mancing yang selalu bikin kehebohan... |
Beberapa alternatif kegiatan yang bisa dilakukan
disini diantaranya flying fox (anak dan dewasa), kalau nginap biasanya
bisa free 1
flying fox anak/dewasa, perahu-perahuan mengitari danau,
mandiin kerbau, naik becak mini, ATV, dan mancing. Semuanya ada charge
nya mulai dari Rp. 30.000 per permainan. Kemarin siy Nadhifa cuma
nyobain flying fox doang (for free) karena nungguin si kerbau ga
datang-datang, kita mau pulang kerbaunya baru nongol, jadi maleees. See
you next time kerbau *dadah. O ya, juga ada playground, ya lumayan lah ya buat anak-anak bocah.
|
Mommy's boy forever... |
|
|
|
merosot...Neio said |
|
Si kakak disuruh bergaya ala gadis desa kalem, tetap saja brutal...*tepokjidat |
|
Serupa tapi tak sama |
O ya disini juga ada kolam renangnya, persis di sebalah kantor
resepsionis. Ukurannya siy tidak terlalu besar, tapi lumayanlah buat
anak-anak. Yang luar biasa justru view nya. Woooow, memasuki area kolam
renang, mata langsung takjub melihat keanggunan si Gunung Salak. Tanpa
kabut pagi itu, Gunung Salak seolah menyambut kedatangan kita sambil
berbisik
"Enjoy the View". Subhanallah....indah banget.
|
Beautiful Salak Mountain...dan si kakak pun bertanya, 'mana salaknya Mi'?... |
|
Ampun susahnya motoin model yang satu ini... |
|
The boys |
|
Kakek dan teropong kebanggaan... |
|
Neio and Mommy VS Neio and Nanny |
|
|
|
Di area kolam renang pula kita bisa melihat bebek-bebek lucu berenang, 2 orang utan, dan ikan-ikan di balong (semacam mini zoo
gitu). Neio seneeeng banget. Trus persis di sebelah kolam renang juga
ada sebuah rumah villa gitu. Sayangnya, tidak disewakan pemirsah. Ini
hanya untuk kalangan terbatas (yang punya dan keluarganya kali yaaa).
|
Aldepos Salaca and its surroundings |
|
|
Puas menikmati pemandangan Gunung Salak dan foto-foto
tentunya, kita langsung sarapan ke saung (lagi) dan beres-beres
persiapan check out. Untungnya adek Neio sempat-sempatnya tidur sebentar
di resort sebelum kita cabut. Mumpung si adek tidur, si kakak Nadhifa juga bisa memanfaatkan failitas outbond gratisnya...
Kita termasunk beruntung lo
check out
sebelum lunch karena perjalanan pulang ke jakarta ternyata maceeeet
parah.
Over all, liburan kali ini seru dan fun abiiiis, dapat pengalaman
baru dan yang terpenting si Kakak Nadhifa bisa mengerti jika hotel itu
tidak salamanya berupa gedung bertingkat, hahaha (penting yaaaa).
|
Kakek yang selalu setia mendampingi...heheu |