Rabu, 16 April 2014

Seputar 'Underwear Rule'

Beberapa hari ini lagi heboh kasus murid TK sebuah sekolah internasional di Jakarta Selatan yang menjadi korban kekerasan seksual. Tak tanggung-tanggung, sekolah yang menjadi pilihan artis dan orang-orang berduit ini ternyata tidak menjamin keselamatan anak-anak didik mereka. Sekolah yang dianggap sebagai rumah kedua bagi siswa ini ternyata malah menjadi tempat yang menakutkan. Hororrr.

Saya sebagai orang tua yang kebetulan juga memiliki anak seusia ikut geram membaca pemberitaan seputar kasus ini. Seorang bocah laki-laki, sebut saja A, tiba-tiba menjadi sorotan media karena laporan sang Ibu ke pihak kepolisian. Ternyata A telah menjadi korban kekerasan seksual di toilet dan pelakunya adalah cleaning service dari sebuah perusahaan penyalur terkemuka. Hal ini seolah menjadi tamparan bagi manajemen sekolah dan pemerintah selaku regulator pendidikan nasional. Apalagi belakangan diketahui ternyata TK Jakarta Internasional School di Jakarta Selatan ini dinyatakan illegal alias tidak berijin oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. How come....

Terlepas dari bobroknya masalah birokrasi dan pengawasan, sebaiknya kita sebagai orang tua tidak usah fokus akan hal tersebut. Ada baiknya mulai sekarang kita mulai mendidik anak-anak untuk lebih peka terhadap dirinya. Anak sedini mungkin harus mulai diberikan pengetahuan seputar tubuhnya. Mana bagian-bagian tubuhnya yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.

Di sebuah koran online disebutkan pentingnya memberikan wawasan seputar "underware rule" kepada anak-anak usia TK. Underwear rule adalah pedoman sederhana untuk orangtua dalam membimbing anak mengenai aturan berkomunikasi, berinteraksi, dan bersentuhan dengan orang lain, terutama di luar keluarga inti. Aturan ini mengajarkan ketegasan atas prinsip dan nilai hidup kepada anak bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri. Tidak boleh ada orang lain yang menyentuh dan menyakitinya, tidak juga orangtua dan saudara kandung.

Sementara, pakar parenting Elly Risman menilai biasanya pelaku kekerasan seksual cenderung mencari anak-anak pemalu dan pendiam sebagai korban. "Predator itu biasanya orang yang cari anak yang cenderung lemah, malu-malu, pendiam, bukan yang berontak atau suka bergerak," ujar Elly.

Saya langsung bersyukur Nadhifa tumbuh sebagai anak yang ceriwis dan kritis. Semoga Neio kelak juga seperti kakaknya (tapi versi cowok ya dek, jangan kaya cowok jadi-jadian, hiiiii). Trus menurut si ibu Elly ini lagi, untuk mengajarkan anak-anak untuk lebih peduli terhadap tubuhnya bisa juga lewat 3B yakni bermain, bernyanyi, dan bercerita. Sebisa mungkin harus ada tanya jawab antara orang tua dan anak.

Di waktu lain, ibu bisa sambil berdendang, "Ini tubuhku, sangat berharga, tak boleh disentuh siapa saja, aku sayang tubuhku dan kujaga,". Lucu ya kalau dibikin versi rap Iwa K atau Saykoji, hehehe.

Wah, jadi ga sabar pengen langsung praktek ke anak-anak (terutama Nadhifa). Sebenarnya sebelumnya pernah praktekkin artikel soal 'underware rule' ama si kakak. Biasalah, begitu ingat, saya langsung terlibat percakapan agak serius dengan si kakak,

Mami : 'Kak, nanti kalau di sekolah atau dimanapun jangan pernah membolehkan orang lain untuk megang-megang tubuh kakak ya (sambil menunjukkan dan menyebutkan beberapa bagian tubuhnya, mulai dari dada, pantat dan Ms Nona)'.

Nadhifa :  Kalau pegang tangan boleh gak Mi, karena Y (teman cowoknya di sekolah) suka tarik-tarik tangan aku.

Mami  : (sempat bingung)....mmmh, tangan juga sebaiknya jangan, karena Y kan bukan muhrim kakak. Sebaiknya pegangan tangan sama teman-teman cewek saja.

Nadhifa : Muhrim itu apa mi?

Mami : Nanti ya Kak kita lanjutin lagi, Mami mau nidurin adek dulu...Tapi intinya tidak boleh ada yang megang-megang tubuh kakak selain kakak sendiri.

Nadhifa : Kalau papi? Kan papi kadang suka mandiin aku....

Mami  : (not in the mood melanjutkan percakapan).....zzzzzzzz

So, nanti malam mau coba pake nyanyian ala bu Elly Risman, semoga pertanyaan-pertanyaan jebakan dari kakak bisa terjawab (macam mau ngadepin Ujian Nasional deh).

Ayo lindungi anak kita, kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi....(pinjam slogan iklannya Pak Capres P):p




Tidak ada komentar:

Posting Komentar