Selasa, 15 April 2014

Duo PNS

Lahir dari keluarga pekerja kantoran tentu mendorong orang tua terobsesi agar anaknya juga mengikuti jejak mereka. Setidaknya hal itu juga dirasakan orang tua kami. Rutinitas menerima gaji bulanan, jam kerja yang relatif terukur dan berbagai kenikmatan lain sebagai pekerja kantoran menjadi alasan logis orang tua untuk mendorong anaknya untuk memilih profesi yang sama. Terutama pekerja kantoran yang berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil).

Sejauh pengamatan saya, orang tua yang berasal dari daerah (entah itu luar pulau Jawa atau luar Jakarta sekalipun) sangat terobsesi aga kelak anak-anaknya bisa menjadi PNS. Itu pula yang saya rasakan memiliki orang tua yang berdomisili di daerah. Meski sudah mengirimkan anak-anaknya kuliah ke Pulau Jawa, ketika sang anak sudah menunaikan kewajiban menyelesaikan studi pasti salah satu arahan oragn tua adalah meminta si anak untuk mencoba peruntungan tes PNS.

Beruntung, saya dan kakak tidak serta merta begitu saja menerima saran orang tua kala itu. Perdebatan dan argumentasi mewarnai ketika obrolan sudah mengarah pada usulan untuk mencoba tes masuk PNS. Namapun anak-anak baru lulus kuliah dan masih cukup idealis (at least pada saat itu, hehehe) jadi membayangkan jadi PNS kayanya koq horor ya. Apalagi buat kakak saya yang lulusan Teknik Geologi dan dikenal sebagai anak lapangan, eksplorasi sana...eksplorasi sini. Bahkan, kakak saya ini pernah loh berniat kerja ke Pulau Kalimantan dan langsung ditolak mentah-mentah oleh si mama (anak pertama merangkap sebagai kesayangan).

Batal ke Kalimantan, akhirnya si kakak bekerja di sebuah perusahaan biji besi dan tetap keluar masuk hutan, meski bukan hutan Kalimantan. Dua hingga tiga tahun mencoba peruntungan sebagai penambang biji besi, bahkan sempat keluar masuk pengadilan sebagai saksi karena perusahaan tempatny bekerja tersangkut masalah, akhirnya kakak saya ini luluh juga. Perlahan dia mulai pasrah dan mencoba tes masuk PNS kota Padang. Apakah langsung diterima, ternyata tidak sodara.sodara (karena masih belum sepenuhnya ikhlas, hehe). Gagal di ke sempatan pertama, akhirnya ia pun mencoba di tahun berikutnya dan lagi-lagi do'a orang tua yang sangat mustajab itu jauh lebih berperan dibanding usaha sekeras apapun. Restu orang tua mengantarkan si kakak ini menjadi PNS di tahun 2007.

Kisah saya menjadi PNS juga kurang lebih lagi-lagi karena dorongan orang tua seperti yang pernah ditulis di sini. Intinya, apapun itu, ketika ikhtiar kita disertai doa dan restu orang tua, insyaAllah semesta pun 'mendengar'.

Bertemu di sebuah hotel di Jakarta, semoga kami amanah yaaa menjadi pelayan masyarakat, amin
 Buat si kakak yang akhirnya luluh itu, kesempatan demi kesempatan pun terus berdatangan selama menjalani profes PNS nya. Mulai dari tantangan sebagai staf ahli Walikota hingga akhirnya mendapat kesempatan emas memperoleh beasiswa melanjutkan studii S2 ke Jerman. Bahkan beasiswa pun mengcover biaya hidup untuk isteri dan anaknya pula, sumpah bikin ngiriiiii. Itu kan impian akuh duluuuu, hikkks. Semoga oneday dewi fortuna juga bisa mengantarkan saya studi ke benua Eropa sana, aminnnn.

Tapi, buat teman-teman yang baru lulus kuliah siy saya tetap menyarankan untuk tidak langsung latah bekerja sebagai PNS. Namapun instansi pemerintah, ternyata tetap beda lah ama perusahaan-perusahaan swasta. Mengasah kemampuan dan keuletan siy sebaiknya mending di perusahaan swasta dulu saja. Ketika sudah stuck dan capek baru deh coba tes masuk PNS (saran yang sangat personal dan subjektif, jadi jangan terlalu dijadikan acuan juga ya, hahaha). Harapan saya, saran ini bisa memotivasi fresh graduate untuk menjadi enterpreneur atau bekerja di perusahaan-perusahaan swasta nasional. Menjadi PNS tidak satu-satunya cara untuk menjadi sukses, namun banyak alternatif pilihan profesi lain yang justru menjanjikan peluang untuk bisa sukses.

Misalnya jadi penulis blog atau penjual online. Banyak loh yang menganggap ini pekerjaan sepele tapi jika digarap serius malah bisa menguntungkan. Apalagi dengan jaringan internet dimana-mana, sambil nge-mall atau ngopi-ngopi liatin anak bermain kita bisa online dan berjualan. Iyaaaa kaaaaan....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar